Jumat, 20 Maret 2015

MBT armata russian army

http://img.rt.com/files/news/39/37/b0/00/armata-tracked-armored-platform.si.jpg

Russia’s new Armata tank on Army 2015 shopping list

Published time: February 21, 2015 14:43
Edited time: February 22, 2015 16:12
Screenshot from youtube.com video
Screenshot from youtube.com video
14.7K1.5K
Russian troops are receiving beta versions of a future armored tracked platform that could usher in the 5th generation conventional land tank, heavy APC, artillery and missile launcher and possibly fully robotic assault armored vehicle.
After five years of development, the Uralvagonzavod Research and Production Corporation has finalized manufacture of the first batch of Armata tanks and heavy personnel carriers. They have been included in Russia’s 2015 defense order, TASS said.
Reportedly, 20 units have already been manufactured and issued to troops for hands-on training.
The exact characteristics and appearance of the platform remain classified, though this might soon change as the new vehicles are on the verge of taking part in the Victory Day Parade on Red Square, May 9 this year.
A better chance to see these innovative battle vehicles of the future might be given to experts and public alike during Russia Arms Expo 2015 (September 9-12, Nizhniy Tagil).
Screenshot from youtube.com video
Screenshot from youtube.com video

Mark this name: Armata

The new Armata armored tracked platform has reportedly combined and assimilated all the last decade’s major developments and innovations in battle vehicle design and construction.
The platform’s chief tank (T-14) sports an unmanned remotely controlled turret armed with a brand new 125 mm 2A82-1M smoothbore cannon. Its muzzle energy is greater than one of the world’s previously considered best cannons: the German Leopard-2 Rheinmetall 120 mm gun.
The 125 mm gun has 15-20 percent improved accuracy and its rolling fire angular dispersion has improved 1.7 times.

According to Russian media, the Armata tank might also come with a specially developed 152 mm gun, the most powerful ever cannon to be mounted on a main battle tank.
The tank’s turret will also carry a 30 mm sub-caliber ranging gun to deal with various targets, including low-flying aerial targets, such as attack planes and helicopters.
A 12.5 mm turret-mounted heavy machine gun is reportedly capable of taking out incoming projectiles, such as anti-tank missiles. It’s capable of neutralizing shells approaching at speeds of up to 3,000 meters per second.
The tank’s crew is securely enclosed in a multi-layer armored capsule separated from the ammunition container. The vehicle is fully computerized and only needs two servicemen to operate it. Each can also deploy the tank’s weapon systems.
The tank’s targeting is reportedly done with an active-phased array antenna and a large variety of other sensors.
The Armata platform allegedly has a fully mechanized electric transmission, powered by a 1,200 HP diesel engine. For greater efficiency, maintenance and repair schedules have been extended.
Within its blueprint, the Armata armored vehicle has the potential to evolve into a fully robotic battle vehicle.
According to preliminary estimates, 2,300 units are required for the Russian army.

Senin, 16 Maret 2015

MENHAN DAN TNI SEPAKAT BELI SU35

Tni Dan Menhan Sepakat Beli SU35

TNI dan Kemhan Sepakat Beli Pesawat Sukoi Generasi Kelima
JAKARTA - TNI bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) sepakat memilih pesawat tempur generasi kelima Sukhoi (Su-35) buatan Rusia, sebagai pengganti pesawat F-5 yang sudah tidak laik terbang.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyampaikan, keputusan pembelian pesawat tempur tersebut melalui proses yang panjang. Prosesnyawa diawali pembicaraan antara Pemerintah Indonesia dengan Rusia dan dilanjutkan antara Kemhan kedua negara tersebut.
“Itu sudah menjadi pilihan bersama antara TNI dengan Kemhan dan sudah menjadi kesepakatan,” ujar Moeldoko usai mengikuti kegiatan TNI Mendengar dengan tema Ketahanan di Bidang Energi dengan Berbagai Permasalahan dan Solusinya di Aula Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2015).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Fuad Basya menambahkan, pesawat tempur Su-35 menjadi pilihan untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU dalam rangka memperkuat pertahanan udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, pengadaan pesawat tersebut sudah melewati beberapa tahapan.
“Iya, jadi di TNI itu ada proses namanya Dewan Penentu dan Pengadaan (Wantuada) yang berada diangkatan, kemudian ada Dewan Kebijakan Penentuan Alut dan Alutsista (Wanjaktu) di Mabes TNI. Hasil Wantuada itu dikombinasikan ke Mabes TNI menjadi Wanjaktu agar menjadi interoperabilitas,” jelas Fuad.
Lanjutnya, hasil Wanjaktu kemudian TNI memilih pesawat Sukhoi-35 itulah disepakati. Tahapan berikutnya Kemhan akan menjalankan proses administrasinya.
“Proses itu (pengadaan) tinggal Menhan. Cepat lambatnya tergantung Menhan, sebab proses adminitrasinya di mereka. Kita inginnya secepat mungkin, karena F-5 sudah harus diganti,” terangnya.
Disinggung berapa jumlah pesawat tempur Su-35 akan diadakan pada tahap pertama tersebut, Fuad mengaku belum bisa menyebutkan.
“Saya enggak tahu persis jumlahnya tapi, yang jelas kita akan ganti secara bertahap dan itu sampai 2024 berakkhirnya minimum essential force (MEF) semua itu sudah hadir,” tukasnya.
SU-35 merupakan pesawat tempur terkuat buatan negeri yang dijuluki Beruang Merah. Pesawat bermesin ganda ini dianggap sebagai pesawat generasi kelima, karena kelebihan yang dimilikinya.
Pesawat turunan dari Su-27 ini mampu melakukan manuver yang tidak dimiliki pesawat tempur lainnya seperti, berhenti seketika di udara, mampu terbang cepat di ketinggian dan bisa membawa banyak rudal udara ke udara.
Pesawat dengan tempat duduk tunggal ini juga dilengkapi sistem avionik canggih dan memiliki kecepatan supersonik sekitar mach 1,5 yakni dua kali kecepatan suara dan dianggap mampu melampaui pesawat tempur siluman generasi kelima F-22 Raptor buatan Amerika Serikat.

Selasa, 10 Maret 2015

POROS JAKARTA PEKING

INDONESIA>><<RUSSIA
Poros Jakarta-Moskow, bukti Rusia ingin jadi sahabat RI
Jarak antara Moskow ke DKI Jakarta mencapai 9.306 kilometer. Selain jauh, iklim dan budaya dua ibu kota negara ini sangat berbeda. Tapi dalam waktu dekat akan terbentuk poros Jakarta-Moskow, digagas oleh kedua pemerintah daerah.
Suratan takdir membawa dua bangsa ini menjadi dekat. Dulu, Uni Soviet merupakan salah satu anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengecam agresi militer Belanda pertama pada 1948.
Sesaat setelah Republik Indonesia merdeka, Soviet memberi dukungan. Menteri Luar Negeri Soviet Andrei Vyshinsky mengucapkan selamat atas lahirnya negara baru di Tanah Air.
Indonesia lantas berinsiatif membuka komunikasi, melalui telegram yang dikirim Wakil Presiden Muhammad Hatta. Negara komunis yang nantinya menjadi Federasi Rusia itu secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan negara muda di khatulistiwa ini mulai 3 Februari 1950. Selama era Presiden Soekarno, hubungan RI-Soviet mengalami masa bulan madu.
Pada 1956-1960, Indonesia memperoleh banyak dukungan dalam bidang militer dan ekonomi dari negara komunis tersebut. Soviet menyokong terbentuknya Rumah Sakit Persahabatan di Jakarta hingga menghibahkan beberapa teknologi untuk pembangunan reaktor nuklir Serpong. Belum termasuk dukungan alutsista senilai USD 2,5 miliar berupa Kapal Perang tipe Sverdlov, 12 kapal selam kelas Whiskey, 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed, maupun 30 unit pesawat MiG-15. Semuanya digunakan Indonesia saat menggelar operasi Trikora merebut Papua dari pendudukan Belanda.
Sebaliknya, warga Rusia gandrung dengan budaya Indonesia. Selama era Presiden Soekarno, lima kampus di Soviet membuka jurusan Sastra Indonesia. Cukup banyak pakar budaya Indonesia lahir berkat jurusan tersebut, misalnya Profesor Alexey Durgov. Musik gamelan serta bermacam tari-tarian dari Tanah Air masih dipelajari oleh warga Rusia sampai sekarang.
Konon, pejabat Politibiro Partai Komunis Soviet sangat menggemari pepaya, buah tropis khas yang tumbuh di Indonesia. Buah ini sering jadi menu resmi jamuan negara. Termasuk saat Perdana Menteri Nikita Kruschev melawat ke Jakarta pada Februari 1960.
Namun hubungan kedua negara renggang setelah gestok 1965. Orde Baru cukup paranoid dengan segala macam hal berbau komunis. Soviet sempat disebut-sebut terlibat menggerakkan beberapa faksi TNI menggulingkan Soekarno. Kedekatan Bung Karno dengan Soviet pun dituding sebagai bagian dari Perang Dingin. Tanpa gestok, Indonesia dinilai akan berpaling sepenuhnya dari Blok Barat pimpinan Amerika Serikat. Beruntung, hubungan diplomatik antara kedua negara tak pernah terputus selama dua dekade yang kikuk.
Presiden Soeharto akhirnya memecah kebekuan dengan melawat ke Moskow pada September 1989. Dua tahun kemudian, republik unitaris Soviet pecah, berubah menjadi Federasi Rusia. Ideologi negara pun tak lagi komunis, serta berkembang perekonomian pasar di Moskow hingga Vladiwostok. Setelah Indonesia memasuki reformasi, hubungan RI-Rusia semakin menguat.
Adalah Presiden Megawati Soekarnoputri yang membuat kedua negara akrab kembali, terutama karena pembelian jet tempur Sukhoi. Kini, di era Presiden Joko Widodo, Rusia menyatakan terus mendukung Indonesia. Hubungan bilateral kedua negara telah mencapai usia 65 tahun. Jokowi telah menggelar pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela forum kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) di China tahun lalu.
Negeri Beruang Merah itu memberi beberapa bukti bahwa niat dari kemitraan kedua negara adalah saling menguntungkan. Apa saja itu? Berikut rangkuman beberapa upaya Rusia menjalin persahabatan dengan Indonesia masa kini, hasil wawancara dengan Duta Besar Mikhail Galuzin maupun misi dagang Rusia.
1. Rusia serius bangun PLTN di Indonesia
Rusia berminat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Rusia VI Matvienko menyatakan Indonesia adalah mitra kunci Rusia di Asia Pasifik, hingga kerja sama bidang energi harus ditingkatkan. Sementara ini, Rusia baru menanamkan dana untuk pengolahan bahan mineral. Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry O. Rogozin menilai, para pengusaha di negaranya sangat tertarik menanamkan modal di banyak sektor usaha. Apalagi setelah Ursal, perusahaan smelter, sudah resmi berinvestasi senilai USD 3 miliar di Kalimantan Barat. "Kami tidak pernah mengalami masalah serius ketika berbisnis di Indonesia," kata Rogozin, di Jakarta, Selasa (25/2/2014). Sayangnya, Pemerintahan Jokowi belum siap menerima teknologi nuklir. "Mereka bicara tentang kapasitas listrik nuklir, saya bilang itu masih jauh kita belum pikirkan hal tersebut," kata Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil seusai bertemu Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin, Jakarta, Senin (22/12/2014).
2. Putin dukung Jokowi berkuasa lima tahun
Presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi juga menggelar pertemuan dengan seterunya Obama yakni Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela gelaran forum kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) di China, pada November 2014. Saat bertemu RI-1, Putin mengungkapkan kekagumannya pada Indonesia. "Kami mempunyai sejarah dan hubungan yang begitu erat. Rusia dan Indonesia hampir tidak pernah bersinggungan. Tidak ada masalah akar yang bisa melemahkan hubungan ini," ujar Putin. Sebaliknya, Jokowi menuturkan hubungan baik yang telah terjalin antara Indonesia dan Rusia dapat ditingkatkan di masa datang. Untuk saling melengkapi, saling mengisi didasari saling percaya antara dua negara yang pernah dekat di era kepemimpinan Presiden Soekarno. Putin pun mendukung kepemimpinan Jokowi hingga 2019. Pria paling berpengaruh di dunia versi Majalah Forbes itu mengatakan hubungan bilateral RI-Rusia akan semakin mesra di bawah kepemimpinan Jokowi lima tahun ke depan. "Saya berkeyakinan, hubungan kedua negara sebagai mitra strategis akan semakin baik di masa datang," kata Putin.
3. Rusia dukung Susi tenggelamkan kapal asing curi ikan
Federasi Rusia mendukung penuh kebijakan pemerintah Indonesia yang menenggelamkan kapal nelayan asing secara ilegal mengambil ikan di perairan Tanah Air. Sejak akhir 2014, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, disokong oleh TNI Angkatan Laut dan Bakorkamla banyak menenggelamkan kapal pencuri ikan. Dubes Rusia untuk RI Mikhail Y Galuzin mengatakan kebijakan ini adalah hak Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat. "Karena sudah dibuat oleh pemerintah Indonesia, Rusia mendukung keputusan ini. Hal ini merupakan keputusan yang sangat baik yang dilakukan Indonesia. Dalam hal (pencurian ikan), memang pemerintah harus bertindak tegas," ungkapnya. Dalam kesempatan terpisah, Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Rusia VI Matvienko mengatakan Rusia tertarik bergabung dalam poros maritim yang digagas Presiden Jokowi. Negeri Beruang Merah butuh wadah multilateral itu untuk menanggulangi terorisme maupun keamanan pelayaran laut di Asia Pasifik. "Kami sangat tertarik prakarsa Presiden Jokowi membangun poros maritim di Kawasan Asia Pasifik. Ini pasti akan mendorong perluasan kerjasama di kawasan dimana Rusia dan Indonesia menjadi bagian," ujarnya.
4. Siap bantu apapun kebutuhan Alutsista TNI
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin, menyatakan sudah dihubungi perwakilan Indonesia soal rencana meremajakan alat tempur TNI Angkatan Udara. Dia mengatakan alutsista yang hendak dibeli adalah jet tempur Sukhoi Su-35. Galuzin berharap bisa membicarakan realisasi pembelian alutsista udara tersebut langsung dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Rusia akan sangat terbuka bila Indonesia ingin membahas isu-isu lebih teknis. "Kami terbuka, sangat terbuka jika Menteri Ryamizard Ryacudu mendiskusikan hal tersebut dengan kami," lanjutnya. Satu unit Su-35 bernilai USD 65 juta (setara Rp 844 miliar). Lebih murah dari F-16 buatan AS yang harga jual per unit mencapai USD 165 juta (setara Rp 2,1 triliun). Tahun lalu misi dagang dari Tatarstan, anggota Federasi Rusia, juga sudah melawat ke Indonesia. Presiden Tatarstan Rustam Minnikhanov menawarkan kerja sama di bidang industri alat berat dan pertahanan. Salah satunya adalah produksi helikopter. Tatarstan adalah negara pecahan Uni Soviet yang di masa Orde Lama pernah bekerjasama dengan TNI. Pada 1960-an, pemerintah Indonesia mengimpor 17 helikopter buatan Pabrik Industri di Kota Kazan, wilayah paling maju di Soviet saat itu.
5. Rusia ingin terbentuk Poros Jakarta-Moskow
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menyebutkan dirinya pernah bertemu dengan Gubernur akrab disapa Ahok itu. Dalam pertemuan itu, Galuzin mengatakan akan menjadikan Jakarta dan Moskow sebagai mitra. Hal tersebut bertujuan untuk membangun Ibu Kota kedua negara tersebut lebih baik lagi. "Kami akan membangun hubungan mitra antara Jakarta dan Moskow yang bertujuan untuk menjadikan kehidupan keduanya lebih baik lagi," ujar Galuzin saat ditemui di kediamannya, Jakarta, Kamis (5/3). Dia dan Ahok juga bersama-sama mencari solusi bagi masalah laten dua ibu kota yang padat penduduk tersebut. Terutama dalam masalah parkir, pendidikan, sampah, dan kemacetan lalu lintas. "Selain dalam urusan tata kota, kita juga akan jadi mitra komunitas bisnis," kata Galuzin. Menurutnya, perbincangannya dengan Ahok memunculkan banyak ide-ide baik untuk membuat kedua kota, khususnya Jakarta lebih baik lagi. "Pernyataan Ahok sangat bagus, idenya tentang parkir elektronik itu sangat brilian. Sangat baik untuk mengurangi parkir liar dan juga membantu mengurangi kemacetan," ungkap Galuzin.

Rusia dukung kebijakan Indonesia soal penenggelaman kapal pencuri ikan





Rusia dukung Susi tenggelamkan kapal asing curi ikan
TNI AL tenggelamkan kapal asing di Ambon Federasi Rusia mendukung penuh kebijakan pemerintah Indonesia yang menenggelamkan kapal nelayan asing secara ilegal mengambil ikan di perairan Tanah Air. Sejak akhir 2014, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, disokong oleh TNI Angkatan Laut dan Bakorkamla banyak menenggelamkan kapal pencuri ikan. Dubes Rusia untuk RI Mikhail Y Galuzin mengatakan kebijakan ini adalah hak Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat. "Karena sudah dibuat oleh pemerintah Indonesia, Rusia mendukung keputusan ini. Hal ini merupakan keputusan yang sangat baik yang dilakukan Indonesia. Dalam hal (pencurian ikan), memang pemerintah harus bertindak tegas," ungkapnya. Dalam kesempatan terpisah, Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Rusia VI Matvienko mengatakan Rusia tertarik bergabung dalam poros maritim yang digagas Presiden Jokowi. Negeri Beruang Merah butuh wadah multilateral itu untuk menanggulangi terorisme maupun keamanan pelayaran laut di Asia Pasifik. "Kami sangat tertarik prakarsa Presiden Jokowi membangun poros maritim di Kawasan Asia Pasifik. Ini pasti akan mendorong perluasan kerjasama di kawasan dimana Rusia dan Indonesia menjadi bagian," ujarnya
Sumber:Garuda militer

Rabu, 25 Februari 2015

SKENARIO PENGAWALAN EKSEKUSI MATI BALININE

ketatnya pengawalan eksekusi mati balinine
jakarta - Berbeda dengan proses eksekusi mati gembong
narkoba gelombang satu, pengamanan eksekusi gelombang
dua terlihat lebih ketat. Salah satunya adalah disiagakannya
tiga pesawat Sukhoi yang siap mengamankan jalannya
eksekusi mati.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya
menjelaskan pengamanan yang lebih ketat ini dilakukan
untuk mengantisipasi pihak-pihak yang kemungkinan akan
menghalangi proses eksekusi.
"Pada saat eksekusi pertama indikasi mengalangi eksekusi itu
tidak ada, nah kalau sekarang ada indikasi.
Makanya kita antisipasi," kata Fuad kepada detikcom, Rabu
(25/2/2015).
Menurutnya, TNI sebagai institusi yang bertanggung jawab
terhadap kemananan negara harus memastikan jika proses
eksekusi bisa berjalan lancar dan tidak dihalangi oleh pihak
manapun.
"Kita cuma mewaspadai jangan sampai ada yang
mengganggu. Kita memonitor kegiatan ini, membantu
pengamanan proses eksekusi jangan sampai ini tidak
terlaksana," jelas Fuad.
Terkait teknis pelaksanaan pengamanan yang dilakukan TNI,
Fuad mengatakan pengamanan akan dilakukan mulai dari
Lapas Kerobokan hingg ke lokasi eksekusi di Nusakambangan.
"Mulai dari Kerobokan ke lapangan terbang Ngurah Rai, dari
lapangan terbang ke Nusakambangan. TNI punya kewajiban
mengamankan itu," ucap Fuad tanpa mau merinci lebih
lanjut.
Informasi yang dihimpun detikcom, rencananya Duo Bali
Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari Lapas
Kerobokan akan dinaikkan pesawat CN 219 menuju
Nusakambangan, kemudian dikawal oleh 3 pesawat Sukhoi.
Sesampai di atas Madiun, pengawalan akan diambil alih oleh
3 pesawat F-16 menuju Nusakambangan.

HILANG ASTROSS DATANG SMERCH RUSSIA

MLRS SMERCH PENGGANTI TEPAT ASTROSS II MK6

TEMPO.COJakarta - Kementerian Pertahanan akan mendukung kebijakan pemerintah seiring memanasnya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Brasil. Salah satu dampak yang belakangan muncul adalah rencana pemerintah mengkaji kemungkinan pembatalan pembelian sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari Brasil. 

"Pada dasarnya Kementerian Pertahanan dukung kebijakan pemerintah," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Jundan Eko Bintoro, ketika dihubungi Tempo, Selasa, 24 Februari 2015.

Ide kajian pembatalan pembelian alutsista tersebut dikatakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini. Hubungan antara Indonesia dan Brasil memanas karena seorang terpidana mati asal Brasil, Rodrigo Gularte, akan dieksekusi di Nusakambangan. Seorang lainnya, yaitu Marco Archer, telah dieksekusi pertengahan Januari lalu. Keduanya terlibat penyelundupan narkoba.

Saat ini ada dua jenis alutsista yang dipesan Indonesia ke pihak Brasil, yakni pesawat tempur Super Tucano dan kendaraan berpeluncur roket (multy laucher rocket system) Astros II MK6. 

Menurut Kalla, jika pembelian pesawat jadi dibatalkan, pemerintah mempertimbangkan untuk mengalihkan pemesanan kedua pesawat jenis itu ke negara-negara lain, seperti Korea Selatan, Jepang, dan negara Eropa. "Kapan keputusannya, tentu kami periksa dulu macam apa kontraknya, komitmennya," ujar Kalla.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Wuryanto, mengatakan TNI AD mendukung penuh kebijakan pemerintah. "Kebijakan pemerintah pasti baik, tak boleh didikte negara asing," kata Wuryanto ketika dihubungi Tempo, hari ini.

Melalui Kementerian Pertahanan, kata dia, TNI AD seharusnya mendapat 38 unit MLRS Astros II MK6. Namun Wuryanto mengatakan bahwa sampai saat ini TNI AD belum menerima satu pun alutsista tersebut. Menurut dia, sesuai rencana Angkatan Darat baru menerima Astros II MK6 bulan Maret 2015.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, juga mengatakan bahwa TNI AU akan mengikuti kebijakan pemerintah. Meski begitu, saat ini TNI AU sudah menerima delapan unit pesawat Super Tucano dari 16 unit yang dipesan ke pabrik Embraer, Brasil. 

Menurut Hadi, kedelapan pesawat Super Tucano sudah terparkir di Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Malang. Kedelapan pesawat itu masuk dalam Skuadron 21, pengganti pesawat OV-10 Bronco yang sudah pensiun.

Selasa, 24 Februari 2015

lu senggol gua rudal

Jakarta – Akhirnya Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, memberikan penjelasan tentang keberadaan tiga pesawat tempur Sukhoi yang telah bersiaga di Bali.
Kepada wartawan, Senin (23/2/2015), Moeldoko dengan tegas mengatakan, keberadaan pesawat tempur canggih buatan Rusia itu untuk mengawal eksekusi mati dua warga Australia anggota sindikat narkotika Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Panglima mengatakan, pesawat tempur itu disiagakan untuk mengantisipasi gangguan dan kemungkinan terburuk, mengingat ada potensi ancaman dari Pemerintah Australia. Dia ingin memastikan proses eksekusi gembong narkotika itu berjalan mulus.
“Kita sudah panggil pasukan khusus. Kita sudah siap. Pesawat Sukhoi dipersiapkan saja untuk mengantisipasi kemungkinan terjelek,” ujar Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta.
Moeldoko juga dengan tegas mengingatkan Australia agar tidak macam-macam, apalagi sampai berupaya menggagalkan eksekusi mati itu. Dia meminta Pemerintahan Tony Abbot, jangan cari gara-gara. Pasalnya, TNI sudah siap menghadapi segala kemungkinan terburuk.
“Saya tegaskan, TNI sudah siap. Jangan coba-coba mengganggu proses eksekusi. Secara militer, kita sudah menghadapi semua gangguan yang bakal muncul,” tegasnya. (msc)