Rabu, 25 Februari 2015

HILANG ASTROSS DATANG SMERCH RUSSIA

MLRS SMERCH PENGGANTI TEPAT ASTROSS II MK6

TEMPO.COJakarta - Kementerian Pertahanan akan mendukung kebijakan pemerintah seiring memanasnya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Brasil. Salah satu dampak yang belakangan muncul adalah rencana pemerintah mengkaji kemungkinan pembatalan pembelian sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari Brasil. 

"Pada dasarnya Kementerian Pertahanan dukung kebijakan pemerintah," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Jundan Eko Bintoro, ketika dihubungi Tempo, Selasa, 24 Februari 2015.

Ide kajian pembatalan pembelian alutsista tersebut dikatakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini. Hubungan antara Indonesia dan Brasil memanas karena seorang terpidana mati asal Brasil, Rodrigo Gularte, akan dieksekusi di Nusakambangan. Seorang lainnya, yaitu Marco Archer, telah dieksekusi pertengahan Januari lalu. Keduanya terlibat penyelundupan narkoba.

Saat ini ada dua jenis alutsista yang dipesan Indonesia ke pihak Brasil, yakni pesawat tempur Super Tucano dan kendaraan berpeluncur roket (multy laucher rocket system) Astros II MK6. 

Menurut Kalla, jika pembelian pesawat jadi dibatalkan, pemerintah mempertimbangkan untuk mengalihkan pemesanan kedua pesawat jenis itu ke negara-negara lain, seperti Korea Selatan, Jepang, dan negara Eropa. "Kapan keputusannya, tentu kami periksa dulu macam apa kontraknya, komitmennya," ujar Kalla.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Wuryanto, mengatakan TNI AD mendukung penuh kebijakan pemerintah. "Kebijakan pemerintah pasti baik, tak boleh didikte negara asing," kata Wuryanto ketika dihubungi Tempo, hari ini.

Melalui Kementerian Pertahanan, kata dia, TNI AD seharusnya mendapat 38 unit MLRS Astros II MK6. Namun Wuryanto mengatakan bahwa sampai saat ini TNI AD belum menerima satu pun alutsista tersebut. Menurut dia, sesuai rencana Angkatan Darat baru menerima Astros II MK6 bulan Maret 2015.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, juga mengatakan bahwa TNI AU akan mengikuti kebijakan pemerintah. Meski begitu, saat ini TNI AU sudah menerima delapan unit pesawat Super Tucano dari 16 unit yang dipesan ke pabrik Embraer, Brasil. 

Menurut Hadi, kedelapan pesawat Super Tucano sudah terparkir di Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Malang. Kedelapan pesawat itu masuk dalam Skuadron 21, pengganti pesawat OV-10 Bronco yang sudah pensiun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar